• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Ketum PM GATRA Tanggapi Peristiwa Anggota Ormas Razia Pengunjung Warung Waktu Puasa dan Reaksi Emosional Wakil Bupati Garut

img

Mengabarkan Polos.jpg

Belum lama ini, telah viral di Medsos sebuah video yang  menunjukkan sekelompok anggota organisasi masyarakat (Ormas) di Garut yang menamakan diri Ormas Aliansi Umat Islam melakukan razia terhadap orang-orang yang tidak berpuasa mengunjungi warung dengan mengintimidasi pengunjung warung secara kasar. Realita itu menuai ragam reaksi dari masyarakat, Bahkan Wakil Bupati Garut Putri Karlina memberikan tanggapan tegas terhadap insiden ini. Dia menekankan pentingnya menjaga citra daerah dan mendorong pendekatan yang lebih bijaksana dalam menegakkan norma-norma sosial. Begitupun Ketum PM GATRA, Rd. H. Holil Aksan melalui sambungan Cellurernya mengkritisinya terhadap sikap dari Ormas tersebut.

Sehubungan dengan peristiwa tersebut, Ketum PM GATRA, Rd. H. Holil Aksan melalui sambungan Cellurernya pada Kamis malam (13/03/25) ketika diminta pendapatnya, ia mengatakan, "Dalam konteks ini, penting untuk mendiskusikan nilai-nilai toleransi antar umat beragama, terutama selama bulan puasa. Aksi sweeping yang dilakukan oleh Ormas tersebut tidak hanya menciptakan ketegangan, tetapi juga mengundang kritik dari berbagai kalangan. Dalam video yang beredar, terlihat anggota Ormas menumpahkan minuman dan membentak pengunjung warung yang sedang menikmati makanan dan minuman. Tindakan itu dianggap sebagai bentuk kekerasan yang tidak mencerminkan nilai-nilai agama yang seharusnya mengedepankan kasih sayang dan toleransi," hematnya

Seiring dengan Wakil Bupati Putri Karlina menanggapi insiden tersebut dengan serius. H. Holil Aksan segera mengadakan pertemuan dengan perwakilan Ormas dan Satpol PP. Ia menegaskan, " Tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan dan dapat merusak citra Kabupaten Garut," serunya.

Dalam pernyataannya, H. Holil Aksan menyatakan,  bahwa cara-cara tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai ketertiban yang seharusnya dijunjung tinggi. Ia juga mengingatkan, "tindakan kekerasan itu hanya akan menimbulkan ketakutan di kalangan masyarakat dan dapat menghambat investasi di daerah tersebut," ucapnya menyulih pernyataan Wabup Garut.

Selanjutnya H. Holil Aksan yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua IPHI Pusat (Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia),  ia mengatakan, "Bulan puasa adalah waktu yang penuh berkah dan refleksi bagi umat Muslim. Namun, di tengah keragaman agama yang ada, penting untuk menjaga sikap toleransi antar umat beragama tidak hanya mencegah konflik, tetapi juga membangun kerukunan dan saling menghargai. Dalam konteks peristiwa di Garut, tindakan Ormas yang melakukan razia justru menciptakan suasana yang tidak kondusif bagi masyarakat yang berbeda keyakinan," ujarnya.

"Toleransi dapat diwujudkan melalui berbagai cara, seperti berbagi makanan saat berbuka puasa dengan tetangga yang berbeda agama atau mengadakan dialog antaragama. Hal ini dapat membantu memperkuat hubungan antar komunitas dan menciptakan lingkungan yang lebih harmonis. Wakil Bupati juga menekankan pentingnya pendekatan yang lebih humanis dalam menegakkan norma-norma sosial, agar masyarakat merasa aman dan dihargai," tutur H. Holil Aksan intonasi nada lisannya begitu bijak.

"Ketika ada reaksi dari Putri Karlina terhadap tindakan ormas yang mendapatkan dukungan dari banyak masyarakat, kami sangat mengapresiasi ketegasannya. Banyak yang melihatnya sebagai langkah positif untuk menjaga citra Garut sebagai daerah yang ramah dan toleran. Namun, ada juga kritik yang muncul, di mana beberapa pihak merasa bahwa reaksi emosionalnya dapat menimbulkan kesan, bahwa ia tidak mampu mengendalikan situasi," ucapnya penuh diplomasi

Meskipun demikian, imbuhnya, sikap tegasnya dalam menolak kekerasan dan mendorong dialog adalah langkah yang patut dicontoh. Ia mengingatkan, "tindakan main hakim sendiri bukanlah solusi dan hanya akan menimbulkan ketakutan di kalangan warga. Dalam konteks ini, penting bagi pemimpin daerah untuk menunjukkan sikap yang bijaksana dan mampu mengelola perbedaan dengan cara yang konstruktif," sarannya sekaligus mengakhiri pembicaraannya. (AS}.

© Copyright 2024 - Media Online Supergatra.com Suara Pembaharuan Garut Utara
Added Successfully

Type above and press Enter to search.