• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Mengapa Banyak Pemimpin Gagal? Pelajari Wangsit Leluhur Sunda "Sifat dan Karakter Kepemimpinan Budak Angon"

img

Menulis.jpg

Mengapa Banyak Pemimpin Gagal? Pelajari Wangsit Leluhur Sunda "Sifat dan Karakter Kepemimpinan Budak Angon"

Banyak orang bercita-cita menjadi pemimpin yang adil, beriman, berbudaya luhur, dan berakhlak mulia. Tapi kenyataannya, tidak sedikit juga yang gagal di tengah jalan. Mengapa bisa begitu.? Jawabannya sering kali karena mereka melewatkan tahapan penting yang diajarkan dari tradisi Budak Angon dalam budaya Sunda.

Dalam tradisi ini, untuk menjadi pemimpin sejati, seseorang harus melewati empat tahapan utama yang akan membangun karakter dan kualitas kepemimpinannya. Jika tahapan ini tidak dilalui dengan sungguh-sungguh, besar kemungkinan kepemimpinan yang dihasilkan akan gagal dan tidak berkualitas.

Tahapan Sebelum Menjadi Pemimpin

1. Mengembala Hewan dan Sejenisnya.
Langkah awal ini adalah belajar dari pengalaman langsung. Seperti pengembala yang harus sabar, disiplin, dan bertanggung jawab dalam menjaga hewan peliharaannya, calon pemimpin juga harus memahami lingkungan dan sumber daya alam. Dari sini mereka belajar arti tanggung jawab dan menjaga amanah.

2. Memahami Ilmu Alam Semesta.
Selanjutnya, mereka harus mampu memahami tentang alam, cuaca, dan ekosistem di sekitar. Pengetahuan ini sangat penting agar pengambilan keputusan bisa tepat waktu dan sesuai kondisi lingkungan. Pemimpin yang paham alam mampu menjaga keberlanjutan sumber daya dan alam sekitar.

3. Mengendalikan Diri sebagai Pengembala Hawa Nafsu.
Ini adalah tahapan paling utama dan krusial. Sebelum memimpin orang lain, kita harus mampu mengendalikan hawa nafsu dan emosi sendiri. Kalau tidak, keadilan dan amanah akan sulit terlaksana. Pemimpin sejati harus mampu menjaga hati, mengendalikan nafsu, dan tetap rendah hati.

4. Menjadi Pemimpin Penggembala Rakyat.
Setelah melewati tiga tahapan tersebut, barulah seseorang siap memimpin rakyat dengan hati yang tulus, bijaksana, dan penuh empati. Pemimpin yang sukses adalah mereka yang mampu mengayomi rakyat, memimpin dengan adil, dan selalu mengutamakan kesejahteraan serta keadilan sosial.

Sifat dan Karakter Kepemimpinan Budak Angon

Selain tahapan tersebut, Budak Angon memiliki sifat dan karakter yang menjadi ciri khas pemimpin sejati:

Fleksibel dan Adaptif.
Mampu berada di tiga posisi sekaligus: di depan sebagai komando, di tengah sebagai pengawal, dan di belakang sebagai motivator dan pemberi semangat.

1. Berani dan Tegas di Depan.
Seperti pengembala yang harus tegas dan berani di depan, pemimpin harus mampu tampil sebagai panutan dan pengambil keputusan yang mampu mengarahkan rakyat ke jalan yang benar.

2. Pelindung dan Pengawal di Tengah.
Memiliki sifat melindungi, mengayomi, dan menjaga agar semua berjalan harmonis dan sesuai nilai-nilai luhur. Mereka selalu hadir di tengah, menjadi sosok yang memberi rasa aman dan nyaman bagi rakyat.

3. Motivator dan Penyemangat di Belakang.
Mampu memberi semangat dan dorongan agar rakyat tetap optimis dan percaya diri dalam menghadapi tantangan. Di posisi ini, perhatian utama adalah rakyat, dan keberhasilan mereka adalah keberhasilan pemimpin juga.

4. Beriman dan Berakhlak Mulia.
Memiliki karakter yang kuat dalam iman, selalu mengedepankan kejujuran, keadilan, dan empati.

5. Berbudaya Luhur.
Selalu menjaga dan mengamalkan nilai-nilai budaya luhur, serta mampu menjadi teladan dalam kehidupan berbangsa dan beragama.

Kesimpulan

Jadi, rahasia menjadi pemimpin yang berkualitas dan berkarakter itu bukan sekadar kekuasaan, melainkan proses panjang dan penuh perjuangan. Melalui tahapan-tahapan dari tradisi Budak Angon ini, kita belajar bahwa pemimpin yang adil, beriman, berbudaya luhur, dan berakhlak mulia harus melewati proses pengembalaan, pemahaman alam, pengendalian diri, dan pengayoman rakyat.

Kalau ingin menghindari kegagalan dalam memimpin, mari kita jalani proses ini dengan serius dan penuh tanggung jawab. Keberhasilan seorang pemimpin tidak hanya ditentukan dari kekuasaan, tetapi dari karakter dan kualitas yang dibangun dari dasar yang kuat, berlandaskan nilai-nilai luhur leluhur.

Keterangan Penulis.jpg 

© Copyright 2024 - Media Online Supergatra.com Suara Pembaharuan Garut Utara
Added Successfully

Type above and press Enter to search.