Kala Sunda

Oleh: Ambu Rita Laraswati
Sepanjang perjalanan hidup manusia dalam mengarungi kehidupan di muka bumi ini dan alam semesta berlangsung bersamaan, merupakan hal yang rumit dalam memaknai dan mendalaminya yaitu di sebut "Waktu" atau "Kala".
Aktifitas semua manusia lakukan berhubungan dengan jarak dan waktu. Waktu tidak hanya mengatur kegiatan manusia tetapi mengatur kegiatan diri pribadi kehidupan manusia sendiri.
Setiap organisme, kejadian manusia di dukung oleh beribu-ribu irama yang tersinkronisasi secara rumit. Denyut nadi menunjukan waktu dalam diri manusia, waktu tenang dan gerak cepat, getaran listrik di dalam otak mengatur waktu tidur dan terjaga. Mahluk hidup lainpun lebih banyak di kendalikan waktu yang menghubungkan proses dalam dirinya. Mekarnya bunga di tentukan oleh nama waktu, daun /pohon bersemi kehijauan berubah menjadi kuning merah lalu coklat dan gugur dalam jam waktu artinya semua sesuai dengan penanggalan.
Waktu memberikan kelangsungan dan pola tetapi juga memberikan kehancuran dan kematian. Bukit-bukit, gunung-gunung, laut yang abadi pun sebelum ada di tempatnya seratus juta tahun yang lalu dan akan lenyap seratus juta tahun kemudian. Bintang dan benda-benda angkasa lainya pun akan bergeser mengikuti pergantian abad dan cepat atau lambat akan pula padam, saat ini sering kita mendengar ucapan yaitu zaman kegelapan.
Tidak ada satupun di bawah matahari dan di atasnya lagi yang tidak kita lihat akan mati, hilang menemui waktu ajalnya.
Dari semua keilmuan, waktulah yang sering kerap diucapkan. Waktu adalah guru agung, obat mujarab, perompak, pendobrak yang luar biasa. Waktu tidak bergerak namun dapat hilang meninggalkan kita berlalu menjauh dari kita. Kita dapat menghemat waktu, menyia-nyiakannya, menggunakan waktu bahkan memboroskan waktu, ibarat waktu seperti uang. Kita dapat memberi ketukan irama, ketukan dan mengisi kesenjangannya.
Menurut ilmu Psikologi Waktu adalah suatu aspek kesadaran yang berfungsi sebagai sarana untuk memberikan urutan pada perjalanan pengalaman dalam hidup kita. Bagi ahli Fisika, Waktu adalah salah satu dari tiga besaran dasar yaitu masa, jarak dan sarana untuk menjabarkan segala sesuatu di alam semesta. Bagi ahli Filsafat waktu adalah suatu yang lain lagi yang harus di teliti untuk mendapatkan jawaban.
Sangat unik hubungan manusia dan waktu, hanya manusia yang dapat menangani waktu. Manusia dapat menangkap kembali masa lalu, seperti manusia dapat ingat masa kecil, masa remajanya. Manusia dapat menghadirkan sesuatu dengan imaginasi, intuisi, dan mampu melihat masa depan dan ini merupakan inti kecerdasan.
Manusialah yang dapat menaklukan dan menangani waktu untuk membaca masa depan dan masa depan sebagai pedoman dalam tindakan dan inilah ciri dari manusia yang paling unggul di bandingkan mahluk lainnya.
Di tatar Sunda terutama di Jawa bagian barat sistim penanggalan sudah di pakai yaitu kalender Sunda atau kala Sunda. Pada awal nya kalender sunda merupakan perhitungan penanggalan yang ada dalam ingatan orang-orang terdahulu.
Bukti bahwa penanggalan kala Sunda ada terbukti adanya prasasti yang di temukan di beberapa daerah di Indonesia. Kalender bukti bahwa dahulu kala adanya peradaban yang sudah tinggi. Masyarakat dahulu kala sudah memiliki kemampuan membaca ritme alam bumi dan sudah memahami bahwa dalam perjalan kehidupan waktu adalah sangat utama.
Kalender Sunda atau kala Sunda sudah di pakai sejak dahulu. Saya membaca buku Djojoboyo dalam revolusi kita (Tjantrik Mataram) dalam kata pengantar buku yaitu Prabu Djojobojo di ketahui memerintah pada tahun 1079 Caka (1157).
Buku Wangsakerta yang menjelaskan kejadian Bubat terjadi hari Selasa dan hari Rabo Kliwon, tanggal di temukan di buku "Sejarah Jawa Barat, jilid ketiga Drs. Saleh Danasasmita, Yosep Iskandar, Enoh Atmadibrata, tahun 1983 yaitu tanggal 13 paruh terang bulan Badra tahun 1279 Caka hari Selasa Wage, sebelum tengah hari.
Penanggalan bulan artinya saat itu sudah ada dan di pakai pada zaman kerajaan. Kejadian peristiwa Bubat artinya terjadi pada hari Selasa Wage, 13 Suklapaksa, bulan Badra, tahun 1279 Caka.
Bukti satu-Satunya tanggal yang di temukan di tulis lengkap hanya ada di prasasti di Cibadak daerah Sukabumi di zaman Sri Jayabupati. Di dalam buku "Bumi Sejarah Jawa Barat", jilid III, halaman 10 yaitu:
" Swasti cakawarsatita 952"
"kartikamasa tithi dwadaci cuklapa"
"ksa.ha.ka.ra.wara...
tambir...
(bulan Kartika tanggal dua belas suklapa, ksa. paruh terang, hariang. kaliwon. radite=Minggu
wara=wuku tambir....
Penanggalan yang sudah sangat lengkap untuk sebuah penanggalan. (Sasakala Kala Sunda, Yayasan Bestdaya).
Penanggalan Sunda ada tiga yaitu menggunakan peredaran matahari (Surya), peredaran bulan (Candra), peredaran bintang (Sukra). Penanggalan Sunda menggunakan Suklapaksa dan Kresnapaksa yang artinya waktu satu bulan di bagi dua. Setiap bulannya hanya sampai tanggal 14 atau 15. Jika kita lihat di tanggal 1 Suklapaksa bulan posisi paro poek(setengah poek) dan paro paro caang (setengah terang), bulan purnama akan ada du tanggal 8 Suklapaksa, bulan akan ada di posisi paro caan paro poek di tanggal 14 Suklapaksa.
Bulan posisi paro caang paro poek adalah memasuki tanggal 1 Kresnapaksa, purnama gelap tanggal 8 Kresnapaksa lalu bulan akan pada posisi paro poek paro caang di tanggal 14 Kresnapaksa.
Begitu setiap berganti bulan sudah menjadi ketetapan.
Nama-nama bulan dalam kalender Caka Sunda dari bulan ke 1 sampai bulan ke 12 yaitu Kartika (Bulan ke 1), Margasira (Bulan ke 2), Posya (Bulan ke 3), Maga (Bulan ke 4), Palguna (Bulan ke 5), Setra (Bulan ke 6), Wesaka (Bulan ke 7) Yesta (Bulan ke 8), Asada (Bulan ke 9), Srawana (Bulan ke 10), Badra (Bulan ke 11), Asuji (Bulan ke 12).
Pada tanggal 4 Juni 2025 adalah pergantian tahun kalender Sunda dalam penanggalan caka Sunda yaitu tanggal 1 Suklapaksa, bulan Kartika, hari Buda wage/Rebo wage merupakan waktu berganti tahun dari tahun 1961 caka Sunda tahun Kebo Kuntara menuju tahun 1962 caka Sunda,tahun Monyet Kuntara. Pergantian tahun kalender Sunda di sebut " PABARU SUNDA"
Kalender Sunda atau Kala Sunda terbit sejak tahun 2005. Kalender Sunda di teliti sejak tahun 1983 oleh Abah Ali Sastranidjaja menuangkan melalui tulisan untuk upaya pelestarian dari nilai- nilai leluhur Sunda. Melalui diskusi ahirnya Abah Ali Sastramidjaja menuangkan lewat kalender.
Kita sebagai masyarakat Sunda sudah selayaknya berbangga atas hadir nya kalender Sunda dan mengucapkan terima kasih kepada karuhun kita yaitu Abah Ali Sastramidjaja yang sudah berkerja keras mewujudkan kala Sunda sebagai nilai kearifan lokal orang Sunda.
Untuk melestarikan dan agar generasi zaman ini tahu dan mengenal Kala Sunda dengan baik maka baiknya ada pembelajaran tentang nilai budaya salah satu nya tentang Kala Sunda.
Untuk melestarikan ada edukasi yang dapat di gerakan oleh pemerintah terkait untuk kemajuan di bidang kebudayaan.
Bulan Juni tahun 2025 dalan kalender Masehi adalah tahun 1962 caka Sunda, tahun monyet kuntara. Selamat tahun baru untuk Kala Sunda.
Sunda akan jaya, orang sunda akan wibawa jika nilai-nilai kearifan lokal orang Sunda dapat di gunakan dan di pakai dalam menjalani kehidupan di dunia.
Tanah air Nusantara akan berjaya bila nilai budaya leluhurnya di agungkan dan di pakai dalam menapaki kehidupan dengan sifat budi luhur.
Nusantara jaya lamun ilmu kaluhungan Sunda ngajomantara di Nusantara, geus wayah wancina Sunda ngajiwa ka Nusantata.
"Wilujeung PABARU SUNDA taun 1962, taun Monyet Kuntara"
YAYASAN SUNDA13BUHUN
✦ Tanya AI