Forum KPKC Luncurkan Program BUNGSAHPULAH Inovasi Atasi Masalah Sampah di Garut

Di Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut, pada Selasa, 11 November 2025, Forum Ketahanan Pangan Kecamatan Cibatu (F-KPKC) menggelar Sarasehan di GOR Desa Cibunar. Dalam acara tersebut, Forum KPKC meluncurkan Program BUNGSAPULAH, sebuah inovasi untuk mengatasi masalah sampah di Garut.
Acara sarasehan itu menghadirkan 5 Narasumber, yaitu Tini Martini dari Dinas Lingkungan Hidup Garut, A. Cepi dari Dinas PUPR Garut, Asep Rahmat dari Komisi IV DPRD Garut, H. Isep Basir dari APDESI Kabupaten Garut, dan H. Uus Sumirat dari F-KPKC.

Dalam laporannya Aep Saepudin selaku Ketua Forum KPKC mengatakan, bahwa Persoalan sampah masih menjadi tantangan utama di berbagai wilayah Kabupaten Garut. Maka untuk mengatasinya perlu diadakan Sarasehan, Kami atas nama Ketua Forum KPKC mengucapkan terimakasih kepada Para Narasumber yang telah hadir, Para Pengurus KPP dan PM GATRA, Pengurus Forum KPKC, Kades Cibunar yang telah memberikan izin tempat untuk kegiatan, Forkopimcam Cibatu yang senantiasa responsif dan selalu mendukung kegiatan, para Kades, Ketua BPD, Ketua BUMDes, Ketua KMP, Ketua MUI Desa, Ketua Ibu PKK, Ketua GAPOKTAN, Ketua Ormas PCNU, PCM, PC. PERSIS, Ketua KNPI Kecamatan Cibatu, Ketua Karang Taruna Kecamatan Cibatu dan Tamu Undangan lainnya yang telah memenuhi undangan, “semoga kehadirannya dicatat sebagai salahsatu amal kebaikan di akhirat nanti," ucapnya dalam prakata pembukaan sarasehan F-KPKC dengan tema Ketahanan Pangan Wujudkan Kesejahteraan, Sampah Solusi Mengais Rezeki.
Aep Saepudin Ketua Forum KPKCAep Saepudin menyampaikan, F-KPKC telah mempunyai program untuk ketahanan pangan, yaitu Budidaya Talas Bentelu, Pepaya California dan Kacang Ici, sedangkan untuk lingkungan hidup, kami akan melakukan pengolahan sampah menjadi kompos, pupuk, Bioetanol dan lainnya, ini kami lakukan dalam upaya merealisasikan program Bupati dan Wabup Garut, Gubernur KDM dan tentunya Presiden Prabowo yang senantiasa penuh perhatian dalam ketahanan pangan, “semoga yang telah kita programkan dapat direalisasikan pada tahun 2026," ungkapnya penuh optimis.
Adapun program unggulan dari F-KPKC, diantaranya peluncuran gagasan baru untuk mengantisipasi problem sampah yang dikemas dalam program "BUNGSAPULAH", singkatan dari Bungkus, Pisahkan, Kumpulkan, dan Olah. “Mari mulai saat ini, kita di rumah masing-masing, untuk melakukannya! Saatnya berubah dengan 3M: Mulai dari yang terkecil, Mulai dari Diri Sendiri, dan Mulai Saat ini," seru Bung Aep dengan penuh gelora semangat.
H. Budi Dermawan Camat CibatuBerikutnya, H. Budi Dermawan selaku Camat Cibatu menyatakan bahwa Kami senantiasa mendukung apa yang menjadi program pelayanan publik, betul kalau bisa dipermudah kenapa harus dipersulit, seperti pembuatan KTP itu betul gratis silahkan di urus sendiri, tapi kalau misal melalui petugas kemudian Bpk/ibu, memberikan kebaikan, jangan di pelintir bikin KTP Bayar, demikian untuk pelayanan publik yang lainnya, seperti menghadiri acara kegiatan kemasyarakatan/sosial, sepanjang ada waktu, insya Allah akan saya hadir," ujarnya.
H. Deden Sopian sebelah kiri berjas hitamSedangkan H. Deden Sopian, mewakili Ketum PM GATRA mengatakan, "Alhamdulillah perjuangan para Pengurus PM GATRA untuk pemekaran daerah otonomi baru Garut Utara sudah masuk ke Pemerintah Pusat, tinggal menunggu pencabutan Moratorium oleh Presiden Prabowo, mohon do'anya dari Bpk/Ibu, supaya secepatnya bisa di Paripurnakan CPDOB Garut sehingga bisa menjadi Kabupaten yang Mandiri, Maju, Sejahtera, Adil dan Makmur," paparnya penuh dengan nada keyakinan.
Seusai acara pembukaan, kemudian dilanjutkan dengan SARASEHAN yang di Moderatori oleh Ketua Forum KPKC, yang dimulai oleh Pembicara dari Dinas Lingkungan Hidup, Kemudian dari Dinas PUPR, Asep Rahmat dari Komisi IV DPRD Garut, H. Isep Basir dari APDESI Kabupaten Garut dan H. Uus Sumirat dari F-KPKC.

Ketika dikonfirmasi kepada Uus Sumirat mengenai Gerakan "BUNGSAHPULAH" dimaksudkan agar setiap orang/warga masyarakat untuk bisa membangun kesadaran agar lebih bertanggung jawab dalam mengelola sampah sejak dari sumbernya. Konsep Bung Sahpulah dirancang agar mudah dipahami dan diterapkan oleh masyarakat di berbagai lapisan.
Ada Empat langkah utama dalam gerakan ini yaitu Bungkus, Pisahkan, Kumpulkan, dan Olah. Poin ini menjadi panduan praktis untuk mengubah perilaku sehari-hari dalam menangani sampah, yaitu
Bungkus: Langkah pertama dari gerakan ini adalah “Bungkus”. Setiap individu diajak untuk membungkus sampah dengan rapi dan aman. Sampah organik seperti sisa makanan atau daun sebaiknya dibungkus terpisah dari sampah anorganik seperti plastik dan kaleng. Membungkus bukan sekadar menutup bau, tapi juga bentuk tanggung jawab agar sampah tidak tercecer dan mencemari lingkungan.
Pisahkan: Langkah kedua adalah “Pisahkan”. Masyarakat perlu memahami bahwa tidak semua sampah itu sama. Ada yang bisa didaur ulang, ada pula yang harus dibuang secara khusus. Dengan memisahkan sampah organik dan anorganik sejak dari rumah, proses pengolahan menjadi lebih mudah dan efisien. Pisahkan juga sampah berbahaya seperti baterai dan obat kadaluarsa agar tidak mencemari tanah dan air.
Kumpulkan: Tahapan ketiga yaitu “Kumpulkan”. Setelah sampah dibungkus dan dipisahkan, langkah selanjutnya adalah mengumpulkannya di tempat yang telah disediakan. Di sinilah pentingnya kerja sama antara warga, RT/RW, serta petugas kebersihan. Dengan jadwal pengumpulan yang teratur, lingkungan akan tetap bersih dan sehat.
Olah: Tahap terakhir, “Olah”, merupakan inti dari semangat Bung Sahpulah. Sampah organik dapat diolah menjadi kompos, sedangkan sampah anorganik seperti botol plastik atau kardus dapat dijual kembali ke bank sampah atau digunakan untuk kerajinan tangan. Ujarnya penuh semangat.
Selanjutnya Kang Uus Sumirat mengatakan, "Dalam skala industri, sampah dapat diolah menjadi berbagai produk yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, seperti briket, Dengan pengolahan yang kreatif, sampah bukan lagi masalah, melainkan sumber ekonomi baru bagi masyarakat. “Kita ingin mengubah cara pandang masyarakat terhadap sampah," ungkapnya.
Kalau sejak awal dibungkus, dipisahkan, dikumpulkan dengan benar, lalu diolah kembali, maka sampah bukan lagi masalah, tapi sumber berkah, Gerakan ini menekankan pentingnya kesadaran individu. Tahap Bungkus dimulai dari rumah tangga, agar sampah tidak tercecer. Pisahkan dilakukan dengan memilah antara sampah organik dan anorganik. Kemudian, Kumpulkan di tempat yang sudah disediakan secara teratur. Terakhir, Olah dilakukan melalui kegiatan seperti pembuatan kompos, daur ulang, atau pemanfaatan sampah bernilai ekonomi," pungkasnya.

Tini Martini dari Dinas Lingkungan Hidup Garut
Setelah itu dari Dinas Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Garut menyambut baik dan mendukung gagasan Program BUNGSAHPULAH, seraya ia dalam sambutannya menyatakan siap berkolaborasi sekaligus memberikan dukungan penuh, baik melalui penyediaan sarana prasarana maupun pembinaan masyarakat sesuai kewenangan yang dimiliki instansi yang dipimpinnya. Program BUNGSAHPULAHl sangat sejalan dengan Visi DLH Garut dalam mewujudkan lingkungan bersih dan berkelanjutan. Kami akan memperkuat edukasi di tingkat desa, sekolah, dan komunitas agar gerakan ini menjadi budaya dalam keseharian warga masyarakat,” ujar Tini Martini Tapran.
Pemerintah Daerah Garut, khususnya Dinas Lingkungan Hidup terus akan melakukan pendampingan dalam kegiatan pengelolaan sampah di desa-desa dengan menggandeng kelompok pemuda, kader PKK, dan komunitas bank sampah untuk memperluas penerapan gerakan ini di seluruh kecamatan. Pendampingan pengelolaan sampah yang dilakukan oleh DLH juga sudah berjalan di Desa Cibunar, Kecamatan Cibatu, melalui program TPS 3R di 5 (lima) titik, yaitu RT. 05, 06, 07,08, 11 dan 12”, Tuturnya.
Sedangkan dari Dinas PUPR Garut mengutarakan, "Pada prinsipnya sangat mendukung, kami akan sampaikan apa yang menjadi aspirasi dari Sarasehan kepada pimpinan untuk bisa mendukung berupa program pengadaan pengairan irigasi dan pembangunan infrastruktur lainnya untuk menunjang ketahanan pangan di tiap Kecamatan, Kelurahan dan Desa." ucapnya.
Untuk menuju Garut Bersih dan Berkelanjutan dengan berkolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan tokoh lingkungan, Slogan BUNGSAHPULAH diharapkan menjadi tonggak perubahan perilaku pengelolaan sampah di Garut. Melalui langkah-langkah sederhana namun terarah, gerakan ini berpotensi menurunkan volume sampah yang masuk ke TPA dan meningkatkan nilai ekonomi dari hasil daur ulang. “Kami melihat tugas Pemerintah Daerah dalam mengatasi masalah sampah akan sangat berat bila tidak ada sokongan dan peranserta masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya. Program BUNGSAHPULAH meski disusun dengan konsep sangat sederhana akan tetapi diharapkan bisa turut berkontribusi nyata dalam upaya mewujudkan Garut Zero Waste, yang menjadi visi dan misi Pemerintah Daerah Kabupaten Garut saat ini,” imbuhnya.

H. Asep Rahmat dari Komisi IV DPRD Garut,
Asep Rahmat dari Komisi IV DPRD Garut mengatakan, "Kami memberikan apresiasi kepada Ketua F-KPKC yang telah konsen untuk program ketahanan pangan di lingkungan masyarakat dengan budidaya Talas Bentelu, Pepaya, Kacang Ici dan rencana untuk Pengolahan Sampah menjadi Kompos Pupuk Organik, semoga bisa direalisasikan dan menjadi kenyataan sehingga manfaatnya nanti bisa dirasakan oleh masyarakat," ujarnya.
"Untuk itu perlu adanya kesadaran dari diri kita masing-masing, mulai dari rumah kita hayu kita realisasikan slogan BUNGSAHPULAH karena sesungguhnya Kebersihan itu sebagian daripada Iman, In sya Allah apa yang telah dibahas nanti akan kami perjuangkan melalui Fraksi Gerindra di DPRD Garut sehingga pada tahun 2026 program Garut Zero Waste dapat direalisasikan di masing-masing Desa/Kelurahan yang ada di Kabupaten Garut,” cetus Kang Asep Rahmat diksi katanya penuh diplomasi.
H. Isep Basir mengenakan jas warna gadingH. Isep Basir selaku Dewan Pembina APDESI Kabupaten Garut dalam pemaparannya langsung membahas kepada teknis, untuk program ketahanan pangan, mari kita sukseskan program MBG di masing-masing Kecamatan, Kelurahan dan Desa, banyak yang bisa ambil untuk pengadaan bahan baku MBG, mulai dari beras, lauk pauk, sayuran, buah-buahan, itu bisa dilakukan di masing-masing Desa, jika satu Desa ada Satu Kandang Ayam Petelur saja, puluhan ribu telur setiap harinya dibutuhkan, demikian pula untuk buah-buahan dan sayuran seperti pisang, jeruk, anggur, buncis, kentang, wortel, brokoli, dan lainnya sehingga bisa mendatangkan kesejahteraan bagi warga masyarakat," ekposnya penuh semangat.
Diakhir sambutannya ia mengatakan, Untuk pengolahan sampah juga perlu adanya kesadaran dari masing-masing individu di rumahnya masing-masing untuk tidak buang sampah sembarangan, bungkus, pisahkan, kumpulkan dan nantinya kita olah untuk menjadi pupuk, pakan lele, bioetanol dan lainnya sehingga yang tadinya sampah hanya dilirik sebelah mata, nantinya akan diburu oleh masyarakat karena akan mendatangkan rezeki bagi yang mau mengolahnya.
Selesai acara sarasehan dilanjutkan dengan foto bersama dan makan siang dengan menu utama dari bahan baku Talas Bentelu dan Kacang Ici yang dikemas dengan olahan sayur Lompong. (DM).
✦ Tanya AI