• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Garut Hebat, Masyarakat Butuh Gebrakan Hebat 

img

Menulis.jpg

Garut Hebat, Masyarakat Butuh Gebrakan Hebat

Kabupaten Garut memiliki luas wilayah sekitar 3.065,19 Km2. Secara geografis terletak diantara 60 57’34” – 70 44’57” Lintang Selatan dan 107024’3” – 108024’34” Bujur Timur, memiliki Sumber Daya Alam yang sangat potensial. Dengan segala potensinya itu, Kabupaten Garut membutuhkan pengelolaan yang baik dan benar agar bisa memberikan manfaat maksimal bagi kesejahteraan seluruh warganya. Pada kenyataannya hingga kini semua potensi itu belum tergali dengan sebagaimana mestinya sehingga tak heran jika kemudian Kabupaten Garut masih termasuk dalam salah satu daerah tertinggal dibandingkan dengan daerah lainnya di Jawa Barat.

Kualitas Sumber Daya Manusia yang belum memadai, tingkat pengangguran yang tinggi, ketimpangan pembangunan dan kemiskinan yang masih menganga lebar, adalah beberapa masalah utama yang hingga kini masih belum tuntas dan harus segera terselesaikan.

Secercah harapan terbersit manakala dalam Pilkada tahun 2024 muncul pasangan Abdusy Syakur Amin-Luthfianisa Putri Karlina sebagai calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Garut. Pasangan calon ini menawarkan sederet program bernuansa segar dengan tagar Garut Hebat. Tak ayal masyarakat yang sudah lama merindukan lahirnya sosok pemimpinan baru, menyambut gempita sosok pasangan ini. Syakur-Putri pun akhirnya mampu meraih kemenangan mutlak dalam kontestasi dengan meraih 66,31 persen suara dan resmi dilantik oleh Presiden pada 20 Pebruari 2025.

Program “Sapu Jagat”.

Pasangan Syakur-Putri memiliki pandangan luar biasa mengenai Kabupaten Garut ke depan, bercita-cita tinggi dan penuh inspirasi. Menurutnya, pembangunan Kabupeten Garut ke depan harus berorientasi Maju, Mandiri, Berdaya Saing dan Makmur. Untuk itu, pasangan Syakur-Putri menorehkan visi : Terwujudnya Garut Hebat dan Berkelanjutan. Visi ini hendak dicapai dengan menetapkan 8 (delapan) Misi pemerintahannya nanti, sebagai berikut:

26596ac3-2dc8-410d-9aeb-ddbd03d6d60f.jpg

1. Mewujudkan sumber daya manusia yang berbudaya, berdaya saing dan adaptif.

2. Mewujudkan kemandirian ekonomi berbasis nilai tambah sektor unggulan yang berkelanjutan dan berkeadilan serta memperkuat fokus penanggulangan kemiskinan.

3. Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat yang bermartabat.

4. Mewujudkan tata Kelola pemerintah yang baik, bersih dan inovatif dengan layanan publik yang inklusif.

5. Mewujudkan pemerataan kualitas infrastruktur dan percepatan pembangunan di Kawasan Perkotaan dan Desa.

6. Mewujudkan kelestarian pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan yang berbasis daya dukung, fungsi ruang, penanggulangan bencana dan inovasi teknologi.

7. Mengembangkan pertanian, perikanan dan kelautan modern yang berkelanjutan dan berdaya saing.

8. Mewujudkan kesalehan sosial, memperkuat kerukunan dan kehidupan beragama, disertai pendidikan dan pelayanan kehidupan keagamaan yang merata dan berkualitas

Sangat luar biasa, melalui 8 Misi tersebut, Pasangan Santri menetapkan 8 (delapan) agenda transformasi Garut Hebat, yaitu :

1. Hebat Ekonominya

2. Hebat Pendidikannya

3. Hebat Kesehatannya

4. Hebat Pemerintahannya

5. Hebat Infrastrukturnya

6. Hebat Desanya

7. Hebat Pertaniannya

8. Hebat Pariwisatanya

Kedelapan agenda transformasi Garut Hebat di atas kemudian dijabarkan dalam 55 Program Garut Hebat. Bila diperhatikan dengan seksama, 55 Program Garut Hebat ini benar-benar hebat karena sudah mengakomodir seluruh kebutuhan dan harapan masyarakat Garut yang mendasar ke depan. Tidak berlebihan rasanya apabila kita menganalogikan program Garut Hebat itu sebagai “Program Sapu Jagat” Kabupaten Garut.

Rakyat Menunggu Gebrakan

Dalam berbagai kesempatan terlihat bermacam diskusi dan komentar masyarakat yang sudah tidak sabar menanti realisasi dari Program Sapu Jagat Kabupaten Garut tersebut. Sangat wajar bila masyarakat ingin segera melihat langkah kerja nyata Bupati dan Wakil Bupati anyar ini, setidaknya dalam 100 hari pertama sejak dilantik sudah ada sebuah gebrakan hebat untuk mencapai Garut Hebat. Apalagi masyarakat terus dipertontonkan dengan berbagai sajian gebrakan humanis yang telah dan sedang dilakukan oleh Kang Dedi Mulyadi sebagai Gubernur Propinsi Jawa Barat terpilih.

Mereka membandingkan sosok Gubernur Jawa Barat itu dengan Bupati Garut saat ini, seakan mereka berharap Bupati mereka juga berbuat hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Gubernurnya.

Pemerintahan Kabupaten Garut yang anyar ini sudah berjalan dua bulan lebih, namun belum terlihat adanya kebijakan yang signifikan, khususnya dalam memanfaatkan momen 100 hari kerja pertama memimpin Garut secara maksimal.

Pada hal Program Sapu Jagat Garut Hebat yang merupakan janji politik Pasangan Santri itu sesungguhnya sarat dengan muatan idealisme politis yang sangat dirindukan oleh Masyarakat.

Memang masing-masing pemimpin mempunyai gaya dan cara berbeda di dalam menjalankan roda pemerintahannya. Apa yang dilakukan oleh Gubernur Jawa Barat terpilih, misalnya, mungkin tidak bisa dijadikan tolok ukur untuk menilai bagus tidaknya kinerja pemerintahan Bupati Garut sekarang.

Kendati demikian, masyarakat membutuhkan langkah nyata untuk segera mewujudkan butir-butir Program Sapu jagat Garut Hebat. Harapan itu tidak cukup hanya dengan rentetan gerakan senyap atau sikap ambtenar kalem, akan tetapi masyarakat butuh sebuah gebrakan sehingga implementasi kedelapan agenda transformasi Garut Hebat bisa mulai terlihat. Tidak perlu secara sekaligus, cukup bertahap tapi minimal jelas langkah nyatanya, action-nya, bukan sebatas tagar politis atau penghias aura kepemimpinan sebagaimana telah digembar-gemborkan.

Boleh jadi Bupati Garut saat ini masih terus mengumpulkan data sebagai dasar pijakan untuk mengeluarkan kebijakan ke depan, sebagaimana telah terungkap dalam sebuah kesempatan dimana Bupati Garut pernah menyampaikan bahwa sebelum dirinya menjalankan program, pembaruan data akan menjadi kunci.

Menurutnya semua sumber data akan digabung sehingga akan didapat data yang up to date, lebih valid dan terbaru.

Hal lain yang juga harus menjadi perhatian kita adalah kepemimpinan baru di tengah situasi sulit harus disikapi secara bijaksana. Pasangan Syakur-Putri memikul tanggung jawab berat di tengah kondisi yang mungkin tidak menguntungkan seperti Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang minim sekitar 11 % dari total anggaran pendapatan, berkurangnya alokasi dana dari pusat ke daerah yang juga dialami semua daerah sebagai akibat adanya kebijakan pengetatan anggaran oleh Pusat, sementara hampir seluruh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Garut masih sangat tergantung kepada alokasi dana pusat tersebut.

Masyarakat memang perlu memperhatikan berbagai pertimbangan dan persoalan-persoalan nyata yang dihadapi oleh pemimpin Garut saat ini. Tapi masalahnya sampai kapan semua itu harus menjadi penekanan bagi masyarakat ? Sumber Daya Alam Garut diyakini berpotensi besar untuk mampu menggerakkan roda perekonomian sekaligus mengurangi angka kemiskinan.

Tinggal sekarang kebijakan pemerintah Daerah seperti apa. Masih terlalu banyak hambatan atau kemacetan birokratif dalam upaya memajukan Garut, misalnya tingkat korupsi yang dirasakan masih perlu pembinaan terbukti masih ditemukannya kualitas proyek yang tidak atau kurang sesuai, pembangunan infrastruktur yang tidak maksimal terbukti dengan kondisi jalan yang memburuk setiap tahun, lemahnya pelayanan publik terbukti dengan banyaknya keluhan masyarakat, terbatasnya lapangan kerja terbukti dengan tingginya angka pengangguran, kurangnya pemahaman pemerintah daerah terhadap kondisi real pedesaan dan masih lemahnya interpretasi pemerintah daerah terhadap upaya peningkatan ketahanan pangan daerah seperti terbukti dalam penanganan kekeringan.

Khusus terkait masalah pangan dan pertanian menjadi penting bahkan prioritas untuk segera ditangani oleh karena wilayah Kabupaten Garut sebagian besar merupakan lahan agraris namun saat ini banyak diantaranya menghadapi kekeringan, bahkan ada yang sudah berubah menjadi padang ilalang. Menarik sekali untuk dicatat laporan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut dalam kegiatan tanam padi bersama yang dilaksanakan serentak di 14 provinsi seluruh Indonesia, di Jalan Letjen Ibrahim Adjie, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, pada 23/4/2025. Dalam laporannya itu antara lain disampaikan bahwa Kabupaten Garut memiliki luas administratif 374.700 hektar dengan sebagian besar merupakan tanah agraris. Luas sawah di Kabupaten Garut meliputi 48.000 hektar yang terdiri dari sawah tadah hujan, sawah irigasi teknis, dan sawah setengah irigasi teknis. Pada kegiatan tanam padi serentak ini, lahan yang ditanami termasuk dalam kategori irigasi teknis.

Dijelaskan bahwa Kabupaten Garut mendapatkan alokasi dari pemerintah pusat dalam rangka swasembada pangan. Pada tahun 2024, bekerja sama dengan TNI, Kabupaten Garut mendapatkan alokasi irigasi perkompaan sekitar 133 titik yang salah satu fungsinya adalah untuk mengairi sawah tadah hujan. Selain itu, untuk meningkatkan swasembada pangan, juga dialokasikan irigasi perpipaan, sumur tanah dangkal, dan sumur tanah dalam di beberapa wilayah. Pihaknya berharap Garut dapat swasembada pangan padi dan komoditas jagung. Ditambahkan juga bahwa target tanam di Kabupaten Garut pada tahun 2025 seluas 106.041 hektar. Hingga Maret 2025, realisasi luas tanam padi konon telah mencapai 69.353 hektar.

Sementara itu, dari target tanam bulan April seluas 12.856 hektar, sudah tercapai 8.810 hektar atau 68% . Pada akhir bulan April dilaporkan sudah terealisasi yang targetnya 12.856 hektar. Di wilayah lokasi gerakan tanam sendiri saat itu sudah memasuki musim tanam kedua dan Dinas Pertanian kabupaten Garut, katanya, akan terus berupaya melakukan pendampingan untuk memastikan kondisi tanam petani serta pengamanan hasil produksi demi mencapai swasembada pangan sesuai dengan visi misi Bupati dan Wakil Bupati Garut serta Asta Cita Presiden Republik Indonesia. Luar biasa sekali, tapi mari kita lihat sampai sejauh mana program ini bisa menyentuh semua wilayah Kabupaten Garut ?

Kita ambil contoh di beberapa Kecamatan yang dahulu pernah menjadi salah satu sentra produksi padi, katakanlah Kecamatan Cibatu, banyak saluran air yang dahulu mengalir lancar dengan debit tinggi, kini mampet, kering dan menyempit. Ditambah dengan kondisi alam tadah hujan, banyak areal pertanian yang mengering. Menanam padi pun hanya bisa dilakukan oleh petani setahun sekali, padahal pengeluaran tidak bisa dibatasi sebagai akibat biaya ekonomi tinggi, misalnya biaya layanan kesehatan dan Pendidikan yang tidak bisa gratis, bahkan cenderung semakin komersil.

Masyarakat Garut menunggu ketegasan dan keberanian Bupati dan wakil Bupati terpilih untuk memenuhi komitmen dan janji-janji politiknya. Tanpa itu semua, program Sapu Jagat Garut Hebat hanya akan tetap menjadi angan-angan yang tertutup rapat dalam kemasan indah pemanis masa kampanye.

Kita tunggu gebrakan hebat Bupati dan Wakil Bupati Garut dalam membuktikan Garut Hebat, yang seharusnya sudah bisa ditunjukan dengan nyata dalam masa 100 hari kerja kepemimpinan mereka, sekaligus untuk membuktikan bahwa mereka adalah sebenar-benar pemimpin amanah sesuai dengan harapan Masyarakat Garut selama ini. Aamiin.

© Copyright 2024 - Media Online Supergatra.com Suara Pembaharuan Garut Utara
Added Successfully

Type above and press Enter to search.